Fin Komodo, Mobil Offroad Karya Anak Bangsa, Melaju di Osing Wonderland

PT Holistik Nusantara Group merupakan perusahaan pengembang Osing Wonderland. wisata petualangan offroad bisa menjadi salah satu alternatif wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan dan mempercayakan FIN KOMODO sebagai unit untuk wisata offroad di Osing Wonderland.

PUBLIKASI

Guruh Dimas Nugraha

7/10/20253 min read

PT Holistik Nusantara Group merupakan perusahaan pengembang Osing Wonderland, yang sedang mengembangkan area tersebut dengan konsep one stop tourism berupa area akomodasi, theme park, wisata agro, dan wisata petualangan, pada lahan seluas 10 hektar di Desa Gumuk.

Fin Komodo akan disiapkan sebagai salah satu menu wisata petualangan andalan di Osing Wonderland, bersama beberapa aktivitas lainnya seperti cycling, ATV, dan beragam wisata edukasi perkebunan dan peternakan.

Dalam lokasi dengan view sawah terasering, Gunung Ijen, hutan dan sungai tersebut, juga akan dibangun sarana akomodasi glamping tent resort (resort tenda) dengan fasilitas bintang lima.

Bachtiar Djanan, pelaku aktivis komunitas berbasis tourism dari Perkumpulan Hiduplah Indonesia Raya (Hidora), menyebut bahwa wisata petualangan tumbuh paling cepat di antara produk industri pariwisata yang lain. "Ada dalam data dari Badan Pariwisata Dunia, United Nation World Tourism Organization (UNWTO)," ujarnya.

Maka, Indonesia sangat beruntung memiliki bentang alam yang sangat bervariasi. Dari pulau, pantai, sungai, sampai pegunungan, yang sangat berpotensi dalam pengembangan beraneka bentuk wisata petualangan.

"Wisata offroad merupakan wisata minat khusus, sebagai bagian dari wisata petualangan. Saat ini terjadi peningkatan yang signifikan pada minat pasar terhadap wisata petualangan," ujarnya.

Lebih lanjut, Bachtiar memaparkan data dari Adventure Travel Trade Association (ATTA). Bahwa sepanjang tahun 2022, jumlah peminat untuk wisata petualangan justru lebih banyak didominasi oleh kaum perempuan, yaitu sebesar 51 persen. Sedangkan untuk wisatawan pria, sebanyak 47 persen.

"Data tersebut menunjukkan tingginya animo wisata petualangan, dengan segmen pasar terbesar adalah kaum perempuan. Hal ini selaras dengan karakter mobil offroad Fin Komodo, yang ternyata cukup mudah dioperasikan oleh siapapun, termasuk perempuan. Ini adalah potensi ceruk pasar yang besar," ujarnya.

Baginya, wisata petualangan offroad bisa menjadi salah satu alternatif wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan. Terutama oleh desa-desa wisata di daerah pegunungan dan perbukitan, tanpa perlu banyak mengubah bentang alam, namun, punya daya tarik yang sangat kuat.

"Cukup masuk akal untuk dilakukan, melalui skema pengelolaan pariwisata oleh Pokdarwis dengan permodalan usaha dari BUMDES yang berasal dari Dana Desa," pungkasnya.

Di kabupaten Banyuwangi, permintaan pasar untuk wisata petualangan juga mulai bertumbuh. Hal itu diungkapkan oleh Andriansi Febria Ramadhani, owner operator pariwisata tourBanyuwangi.com, "Dua tahun terakhir ini makin banyak permintaan customer untuk paket-paket wisata petualangan, termasuk wisata offroad."

Ia memaparkan, saat ini di Banyuwangi sudah ada beberapa obyek wisata yang menyediakan atraksi wisata petualangan. Namun, jumlahnya masih masih terbatas. Dia berharap agar pengelola-pengelola objek wisata mempertimbangkan untuk lebih mengembangkan lagi aktivitas-aktivitas wisata petualangan yang sesuai dengan karakteristik alam Banyuwangi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M Yanuar Bramuda, yang pernah menjajal mengendarai Fin Komodo, menyampaikan, "Alam Banyuwangi sangat representatif untuk berbagai jenis wisata petualangan, termasuk wisata offroad."

Menurutnya, Fin Komodo sangat cocok untuk ditawarkan kepada vendor-vendor lokal yang berpotensi dalam mengembangkan paket wisata petualangan. "Adanya berbagai varian atraksi wisata akan makin mendorong untuk dapat mengembalikan lagi jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi, seperti halnya pada masa sebelum pandemi covid," ujarnya.

Seperti pada tahun 2019, kabupaten di ujung timur pulau Jawa itu pernah mencapai kunjungan 5,4 juta wisatawan domestik dan 109 ribu wisatawan mancanegara.

Saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke Banyuwangi kembali meningkat, meski belum pulih seperti dulu. "Target kami, pada tahun 2023, kunjungan wisatawan domestik mencapai jumlah 3,5 juta orang. Sedangkan wisatawan mancanegara 10 ribu wisatawan," ujarnya.

"Saya berharap, hadirnya Fin Komodo di Banyuwangi bisa makin mewarnai berkembangnya berbagai daya tarik wisata andalan di sini. Apalagi Fin Komodo adalah produk dalam negeri, tentu harus sama-sama kita dukung", pungkasnya.

Menutup kegiatan test drive, Rofiq Machmoed menyampaikan, "Saat ini, di tengah gempuran masuknya berbagai jenis produk kendaraan offroad import, Fin Komodo menjadi satu-satunya mobil offroad produksi dalam negeri," ujarnya.

Bahan baku dan suku cadang mobil itu merupakan hasil produksi lebih dari 90 usaha kecil menengah (UKM) dari berbagai daerah di Indonesia.

Melalui kegiatan test drive tersebut, ia berharap Fin Komodo dapat menjadi salah satu sumbangsih anak bangsa yang bernilai, bagi pengembangan dunia pariwisata di tanah air, khususnya untuk memperkaya ragam kegiatan wisata petualangan di Banyuwangi.

Sumber : harian.disway.id